Berawal dari kegabutan di saat liburan dan malah berubah menjadi pengalaman yang sungguh mengesankan
Kalau nggak saat salah, saat itu sekitar tanggal tiga januari 2022. Waktu itu gue masih libur, dan gue nggak bisa pulang kampung. Karena you know, lah, nggak ada duit. Akhirnya gue memutuskan untuk menghabiskan libur 3 bulan gue untuk berleha-leha di kos aja.
Tapi universe berkehendak lain.
Siangnya saat gue scroll-scroll instagram, gue melihat sebuah postingan yang menarik perhatian gue.
Yang mana isinya adalah, PROFAUNA Indonesia sedang membuka program relawan/magang monitoring hutan di Malang Raya.
And Click!
Dengan sendirinya jari-jari gue membuka situs website mereka dan mencari tahu apa itu PROFAUNA, kegiatan apa saja yang sering dilakukan, program-programnya, dan lain-lain.
Ternyata mereka itu selalu membuka program relawan sepanjang tahun untuk memberikan pengalaman bagaimana rasanya menjadi seorang ranger yang menjaga kelestarian hutan.
Gue langsung daftar dong, karena begini-begini gue juga peduli dengan kelestarian hutan. Apalagi gue dari Kalimantan yang hutannya sudah rusak parah.
Well, walaupun alasan awalnya hanya karena gue gabut aja, dan gue nggak pernah ke Malang sebelumnya. Kan, bisa sekalian jalan-jalan xD
Awalnya gue mendaftar untuk yang bulan Februari, tapi ternyata kuotanya sudah penuh untuk bulan itu. Gue dipindah ke bulan Maret. Nggak masalah, sih, gue langsung oke aja.
Singkat cerita, datanglah bulan Maret dengan melewati segala macam drama yang ada.
Hari pertama gue dikenalkan dengan partner monitoring hutan yang akan bareng sama gue selama satu bulan kedepan. Lalu kita juga bertemu dengan founder PROFAUNA Indonesia.
Yang jujur banget first impression gue kagum banget sama dia yang sudah lama sekali berkecimpung di dunia pelestarian hutan.
Dia menjelaskan apa saja yang akan kita lakukan dalam satu bulan. Tapi agendanya kemungkinan akan berubah tergantung situasi yang ada. Gue iyain aja. Toh, ini paling cuma keliling-keliling hutan aja. Itu yang gue pikirkan awalnya.
Ternyata lebih dari itu.
Banyak banget pengalaman berharga yang gue dapatkan selama jadi relawan PROFAUNA. Jadi ranger hutan itu nggak cuma ngetrill keluar-masuk hutan aja, tapi juga harus bisa bersosialisasi dengan masyarakat atau petani sekitar, memberikan mereka edukasi tentang pentingnya hutan, dan tentu saja mencegah berbagai kejahatan yang bisa terjadi di hutan.
Yang paling membekas di diri gue adalah, ada situasi di mana gue dipaksa untuk selalu aktif dan ene di tengah padatnya jadwal monitoring hutan yang nggak terprediksi dan mobilitasnya pun tinggi.
Lalu gue diajari pentingnya untuk bercengkraman dengan sesama, pentingnya menyesuaikan tata bahasa dengan orang sekitar, karena tidak semua orang mengerti bahasa "orang terdidik" yang sering digunakan karena kebanyakan orang-orang yang kita temui adalah petani.
Gue juga belajar caranya memasak, karena gue paling males banget masak, mending gofood ,dah. Tapi kalau posisinya lagi di hutan? ya mau nggak mau gue harus bisa masak, at least masak nasi. Dan bukannya sombong, gue bisa masak nasi dengan sempurna di dandang on the first try. ckckckck.
Dan yang paling penting adalah, gue jadi sadar kalau proses menjaga hutan dan menjaga lingkungan tidak semudah yang dibayangkan. Banyak proses yang kita lalui, mulai dari harus rutin patroli, edukasi masyarakat, pencegahan pemburu, advokasi, dan seterusnya. Karena untuk melestarikan hutan dan lingkungan nggak akan bisa dilakukan oleh satu orang saja, tapi dibutuhkan banyak orang yang turut serta dalam memelihara hutan agar tetap lestari.
Pokoknya banyak, deh, pengalaman dan pelajaran yang gue dapatkan selama menjadi relawan.
Walaupun juga ada sedih and stresnya juga. Tapi senangnya lebih banyak lagi. Hehehe
Seklumit dokumentasi selama menjadi relawan :

Perjalan ke Pulau Sempu 
Dekat Pos Pantau Pulau Sempu
![]() |
| Belajar Stek Bibit Pohon Alpukat |
| Bersama Ranger PROFAUNA |
Terima Kasih.


Comments
Post a Comment