Menghadapi pandemi sebagai introvert

Dunia kita sedang dihadapkan dengan masalah yang luar biasa sekarang ini, yang mana kita tau kalau kita sedang diserang oleh sesuatu yang mengerikan namun bukan bom atomnya Korea Utara, tapi berupa spesies kecil yang enggak kasat mata yang bernama virus covid-19. Sebuah virus yang dideteksi pada tahun 2019 di daerah Wuhan China ini menyebar dengan kecepatan yang luar biasa, karena katanya virus ini merupakan mutasi dari virus sars yang bisa dengan mudah menyebar hanya dengan bersentuhan fisik, bersin-bersin, batuk, dan lain-lain.

Setelah beberapa saat virus ini menyebar dan dirasa sudah sangat membahayakan akhirnya pemerintah dunia memutuskan untuk melakukan lockdown, tidak terkecuali negara kita. Indonesia. Lockdown di Indonesia sendiri lebih dikenal dengan istilah PSBB, yang mana pemerintah menghimbau agar masyarakat tetap berada di rumah, dan keluar hanya jika memang ada keperluan yang mendesak namun tetap melakukan social distancing dan menggunakan masker serta rajin mencuci tangan. Hal ini dilakukan dalam upaya pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus covid-19.

Walaupun sudah diperingatkan untuk tetap tinggal dan bekerja di rumah, masih banyak masyarakat kita yang masih dengan santai nya keluar rumah dengan berbagai macam alasan. Seperti pekerjaan mereka yang memang tidak bisa dilakukan dirumah, tukang bangunan, pedagang kaki lima, panjaga parkir, dan lain-lain.

Well, sepertinya pembukaan di atas formal sekali. Haha. Terutama untuk blog ini bahkan untuk aku sendiri, waktu menulis nya pun sudah bikin pusing kepala. Macam jurnalis kompas saja sudah. xD

Tapi inti dari tulisan ku kali ini adalah bagaimana aku yang -dengan bangganya mengakui dirinya- introvert ini menghadapi situasi pandemi seperti sekarang. Dengan adanya aturan pemerintah yang mengharuskan kita untuk #stayathome sebenarnya bukan masalah yang besar buat aku, karena memang aku pengangguran yang kerjaan nya cuma nonton anime seharian, keluar pun hanya untuk mencari makan saja.

Tapi apakah aku senang dengan aturan itu? Kalau dalam situasi normal mungkin jawabannya “iya”, tapi sekarang kita sama-sama menghadapi musibah yang sama. Setiap hari aku melihat angka yang terinfeksi dan angka kematian semakin meningkat berbanding terbaling dengan angka kesembuhan. Itu bukan sekedar angka. Mereka manusia seperti kita, punya cerita, punya keluarga, punya kenangan. Jadi sesak sekali rasanya dada ini melihat angka kematian yang makin naik.

Makanya ini bukanlah masalah kamu atau kalian, introvert atau exstrovert, tapi masalah kita semua untuk mencari solusi bagaimana cara menghadapi pandemi ini, cara agar angka kematian stop di situ. Bukan cuma menyalahkan pemerintah saja, tapi kita sendiri masih bisa dengan santai ke pantai, ke mall, ke tempat-tempat ramai tanpai mengindahkan protokol-protokol kesehatan yang ada. Virus Covid-19 ini benar-benar ada dan nyata, tolong jangan dianggap sepele.

Walaupun aku introvert yang mengisi batterai tenaganya dengan mencari tempat yang sunyi agar bisa sendiri dan lebih sering di rumah. Tetap saja aku punya teman-teman, aku juga kangen bisa kumpul dan nongkrong dengan mereka. Tapi sekarang ini aku cuma bisa diam dan mengikuti intruksi dari pemerintah kita yang walaupun kadang nyeleneh itu, tapi aku yakin semua itu juga sudah mereka pikirkan dengan baik.

Begitupun juga kalian, aku tau kalian juga pasti kangen jalan-jalan dengan teman kalian, nongkrong di cafe, makan di warteg, numpang AC di mall. Nah, karena kita sama-sama kangen dengan dunia luar, maka mari kita sama-sama taat aturan dan ikuti protokol kesehatan yang ada, agar virus ini cepat putus penyebarannya dan kita bisa kumpul-kumpul dengan teman kita tanpa ada rasa takut lagi.

 

Aku tau kalian pasti bisa. Ayok semangat, kita hadapi virus ini bersama-sama.

Comments