Alasan Gue Berhenti Kuliah

Buat yang belum tau, gue dulu pernah kuliah di salah satu universitas swasta di Yogyakarta yang terkenal akan sastra Inggris nya, tapi gue enggak ngambil sastra Inggris tapi gue ambil jurusan pendidikan Biologi. Yup! Jurusan pendidikan yang nantinya setelah lulus lo akan otomatis menjadi seorang pendidik atau guru. Walaupun yang gue denger kalau enggak semua lulusan pendidikan menjadi guru, ada juga yang memilih profesi lain.

Tapi kenapa gue ngambil jurusan Pendidikan Biologi? Pertama, karena nyokap gue ingin anaknya ada yang menjadi guru kayak doi. Kedua, nilai biologi gue yang paling tinggi di antara nilai mata pelajaran yang lain. Padahal itu hasil nyontek pas ujian -Enggak Boleh Ditiru-. Walaupun gak bisa dipungkiri kalau gue sebenarnya memang lumayan suka dengan biologi, apalagi waktu praktikum nya, tapi tidak dengan ujian nya. Dan setelah empat semester gue kuliah, perasaan jenuh mulai muncul. Hati gue bergejolak, meronta, dan bilang kalau “ini tuh gak bener”. Puncak nya pada saat semester lima, gue udah mulai sering bolos, malas keluar kos, dan akhirnya gak pernah masuk ke kelas lagi. Dan ended up gue pulang ke kampung halaman gue.

Dan kalian tau apa yang terjadi? Setiap hari gue denger nyokap gue ngomel-ngomel bilang kalau gue ini anak yang gak tau bersyukur bisa kuliah di kota, gue dibilang anak gak berguna buat keluarga, dan sebagainya. Padahal doi lagi sakit, tapi tenaga nya buat ngomel masih kuat.

“Setiap langkah yang kita atau pun orang lain ambil, pasti ada alasannya”

Gue enggak tau itu quote dari siapa, tapi ngena banget sama event yang sekarang lagi gue hadapi. Gue memang punya alasan buat dropped out dari kampus, tapi gue enggak pernah kasih tau nyokap gue alasannya. Karena toh, doi enggak akan pernah bisa ngerti. Tapi karena gue punya blog, gue akan tulis semua alasan-alasan itu di sini, mungkin bisa dibilang sebagai curhat. Hehehe

1.Otak Gue Enggak Mampu.
Seperti yang gue bilang di atas kalau hasil ujian gue itu adalah hasil dari nyontek semata, whichis kalian enggak boleh tiru ini. Yang artinya gue ini bukan anak yang pintar, dan itu menjadi masalah waktu gue kuliah, gue sama sekali enggak bisa menyerap apa yang dijelaskan sama dosen gue. Akhirnya, nilai ujian akhir semester gue anjlok, dan harus mengulang beberapa mata kuliah lagi di tahun depan. Mungkin kalian akan bilang “Alah, lo nya yang malas belajar”. Gue berani sumpah, gue itu selalu belajar, setiap hari ke perpustakaan, tapi entah kenapa setiap kata-kata yang ada di buku enggak bisa masuk sama sekali ke otak gue. Gue udah coba berbagai metode belajar dari yang menghafal dan memahami, mind map, study card, dan lain-lain. Namun hasilnya nihil. Otak gue sama sekali enggak mampu.

2.Dana Kurang.
Tahun 2018 adalah tahun terberat buat keluar keluarga gue, yang mana kakak gue jatuh sakit dan harus bolak-balik ke rumah sakit yang ada di kota, yang jarak tempuh nya sekitar enam jam dari kampung gue. Kakak gue ini sebenarnya punya suami, tapi suaminya pergi karena enggak mau ngurus orang sakit dan akhirnya kakak gue diurus sama nyokap gue. Nyokap yang susah payah nganterin kakak gue pulang-pergi rumah sakit, nyokap yang ngurus semua kelengkapan dokumen kakak gue, nyokap juga yang bayarin biaya rumah sakit yang gak bisa ditanggung sama bpjs, padahal nyokap gue ini udah tua dan cuma pensiunan guru. Duit semua habis buat bayar biaya pengobatan kakak gue, tapi nyokap gue masih bisa pasang muka tebal buat pinjam duit ke saudara untuk bayar biaya kuliah gue. Bisa dibayangin enggak betapa sakit nya hati gue? Dan penghujung 2018 hati gue bukan lagi sakit namun hancur, ketika mendengar Nyokap gue juga jatuh sakit dan cuma bisa berbaring di atas kasur sementara kakak gue juga belum sembuh dan enggak ada yang ngurusin, dan saudara-saudara gue juga seakan tutup mata. Di saat itulah gue memutuskan untuk keluar. Dan akhirnya, pada Oktober 2019 kakak gue akhirnya bisa lepas dari penderitaan nya selama ini, dia sudah tenang bersama tuhan di atas sana.

3.Kuliah Tidak Sama Dengan Sukses.
Kuliah bukan berarti kalian akan sukses, tapi bukan berarti gue mendikte kalian buat enggak kuliah. Tapi memang begitulah keadaannya di lapangan, banyak orang-orang yang hanya lulusan SMA bisa sukses. Contoh saja Ibu Susi, dia bisa menjadi menteri perikanan dan kelautan dalam kabinet kerja presiden Jokowi padahal doi lulus SMA saja tidak. Juga ada lagi satu orang yang selalu jadi role model gue, dia adalah Om gue sendiri. Om gue ini cuma lulusan SMP, tapi dengan usaha keras doi bisa punya rumah yang besar banget padahal dulu nya doi sering diremehin sama orang sekitar. Dari situlah gue merasa gue hanya membuang-buang waktu di dalam kelas. Tapi ingat, sekali lagi gue bilang kalau gue sama sekali enggak menyuruh kalian untuk tidak kuliah, karena walau bagaimanpun juga ilmu itu adalah segalanya.

4.Mau Ikuti Kata Hati.
Jadi guru itu mulia banget, bahkan ada pribahasa yang sudah sering gue dan kalian dengar kalau guru itu adalah pahlawan tanpa tanda jasa, karena tanpa mereka enggak ada yang namanya ilmuwan, tanpa mereka enggak ada yang namanya presiden, tanpa mereka enggak ada yang namanya dokter. Tapi sayangnya menjadi guru bukanlah apa yang hati gue mau, walaupun gue sudah berusaha untuk meyakinkan diri sendiri tapi tetap saja diri gue yang lain ini menolak dan berontak. Karena di dalam hati gue yang paling dalam gue pengen banget jadi seorang penulis buku, walaupun sampai sekarang belum ada buku gue yang terbit. Tapi gue merasa enjoy ketika menulis, meskipun tulisan gue cringe dan tata bahasa nya hancur banget, tapi gue seneng. Maka dari itu gue menolak buat kerja di perusahaan karena gue ingin fokus menulis. Dan semoga aja di masa depan gue bisa melihat salah satu hasil tulisan gue terpampang di toko buku. Amin.

Itu dia beberapa dari alasan gue untuk berhenti kuliah, buat kalian yang sekarang lagi berjuang di bangku kuliah satu kata buat kalian, SEMANGAT. Karena sedikit banget orang-orang yang seberuntung kalian bisa merasakan suka duka nya dunia perkuliahan. Jujur aja gue iri banget sama kalian, namun apalah daya nasib kita berbeda. Ingatlah kalau nasib negara ini ada di tangan kalian para mahasiswa.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH.